Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

KNPI & LSM Gempita Desak Pemerintah Kaji Ulang Penutupan Jalan Protokol Di Gunungsitoli.

Wednesday, April 1, 2020 | 11:32 PM WIB | 0 Views Last Updated 2020-04-02T06:32:20Z



GUNUNGSITOLI (Topsumut.Co)
Pasca diberlakukannyan penutupan sejumlah jalan protokol di Jalan Sirao dan Jalan Gomo, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Sejumlah Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat mengkritik keras sejumlah kebijakan Pemerintah tersebut.

"Saya tidak setuju, Saya nilai kebijakan yang di ambil secara terburu - buru oleh Dinas terkait adalah kurang tepat", Ucap Ketua DPD KNPI Kota Gunungsitoli, Kariaman Zebua, Ketika diwawancarai wartawan melalui telepon seluler. Kamis (2/4/2020) siang

Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kariaman Zebua meminta pihak terkait agar segera mengkaji kembali kebijakan tersebut dan tidak sembarangan mengambil keputusan yang tidak melibatkan masyarakat.

Dia menilai bahwa jalan protokol tersebut (Jalan Sirao dan Jalan Gomo) adalah tempat pusat perdagangan masyarakat dan tempat berdirinya apotik atau toko obat.

Tidak hanya itu, Dia juga memberitahu bahwa hingga detik ini belum ada informasi resmi dari Ketua Gugus Tugas Covid 19 terkait adanya pasien positif di Kota Gunungsitoli.

"ini membuat warga makin panik, Mereka kesulitan mencari kebutuhan. Apakah daerah kita sudah zona merah, kan belum ada?!", Tegas Kariaman

Hal senada juga disampaikan Ketua DPW LSM Gerakan Muda Peduli Tanah Air (Gempita) Kepulauan Nias, Sabarman Zalukhu, yang menilai penutupan jalan protokol tersebut adalah keputusan yang terburu - buru.

Sabarman menduga bahwa ada usulan yang kebablasan dari oknum pejabat di jajaran Pemerintah Daerah atas pemberlakuan ini.

Menurutnya jika ingin memutus mata rantai penularan, Pemerintah cukup membatasi jalan masuk atau keluar daerah (Bandara dan Pelabuhan).

Serta, lanjut dia, Pemerintah cukup mengawasi warga yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) dengan ketat, tanpa harus membatasi perekonomian masyarakat.

"Banyak pedagang yang mengeluh, Mereka bukan orang kaya. Banyak yang khawatir soal pinjaman Bank jika mereka tidak jualan", Pungkas Sabarman

Pantauan dilapangan warga tampak resah dan banyak warga yang menggunakan jalan protokol sebagai lapangan sepak bola. Menurut informasi, Penutupan jalan protokol ini dilakukan selama enam jam.

(Yas Gul / R)
×
Berita Terbaru Update