Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Terkait Pemberitaan, Polisi Bentak Pendeta di Desa Bangun Kec. Parbuluan, Polres Dairi Lakukan Mediasi .

Saturday, November 13, 2021 | 4:50 AM WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-13T12:50:00Z


DAIRI (Topsumut.co) - Kapolres Dairi AKBP Wahyudi Rahman SH, SIK, MM melalui Plh Kasat Reskrim Iptu Sumitro Manurung didampingi Kasubbag Humas Iptu Donni Saleh melakukan mediasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.


Mediasi tersebut adalah terkait adanya pemberitaan disalah satu media online yang menyampaikan oknum Polisi yang diduga membentak seorang pendeta di Desa Bangun. 


Mediasi dilaksanakan di Mapolres Dairi, Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang, Sabtu (13/11/2021). Di hadiri Pareses HKBP Dairi Pdt Sampur Manullang, Pendeta Esron Ambarita pelayan di HKBP Marturia Desa Bangun 1 Kecamatan Parbuluan dan keluarga serta Kanit Intel Polsek Parbuluan Aipda MT Pardosi.


Pdt. Esron ambarita secara pribadi meminta maaf kepada Aipda MT. Pardosi dan menyadari itu semua merupakan kesalah pahaman dan Aipda MT. Pardosi juga meminta maaf apabila perkataan dan perbuatannya dengan nada / suara keras membuat tersinggung/tidak nyaman.


Kemudian sekira pukul 12.45 wib atas undangan dari IPTU Agus Santoso, Pdt Esron Ambarita beserta istri, Murni Sihotang untuk bertemu di salah satu rumah makan di Kec.Sumbul. Akan tetapi setelah selesai makan siang dan hendak akan membayar Iptu Agus Santoso menanyakan kepada pemilik rumah makan dan di jawab ” sudah di bayar dan menunjuk Pdt. A. Nainggolan yang makan bersama dengan agus Santoso, M. Pardosi, paraeses Hkbp kab Dairi dan pdt. S.manullang


Dari keterangan Pdt Esron, dia tidak tau masalah dengan Aipda MT Pardosi sampai jadi pemberitaan di media. Diakuinya memang ada wartawan yang bertanya terkait permasalahan itu.


“Karena ada wartawan yang bertanya, maka saya ceritakan apa yang terjadi,” ucap Esron.


Menurut Esron Ambarita, permasalahan itu sebenarnya sudah didamaikan dan tidak ada masalah lagi. Mungkin ada jemaat yang menyampaikan kepada wartawan, sehingga naik ke media.


“Untuk itu dalam pertemuan ini saya minta maaf, karena tidak ada niat saya masalah ini menjadi panjang,” ujarnya.

 

Sementara Aipda MT Pardosi usai mediasi mengaku kalau dirinya tidak ada membentak. Mungkin karena logat bahasa saya yang keras seolah-olah seperti nada membentak.


“Saya juga telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu,” ungkapnya.


Terkait permasalahan itu, Plh Kasat Reskrim Iptu Sumitro Manurung mengatakan, ini masalah kesalahpahaman saja, untuk itu, mewakili Kapolres Dairi dan instansi kepolisian menyampaikan permohonan maaf.


“Kami dari kepolisian Polres Dairi mohon maaf kepada Pdt Esron Ambarita dan keluarga,” ucap Sumitro.


Sebagaimana diketahui, dalam pemberitaan di salah satu media online, Pendeta Esron Ambarita (50) pelayan di HKBP Marturia Desa Bangun 1 Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Sumatera Utara diduga dibentak oknum polisi bermarga P.


Pendeta Esron mengatakan bahwa pada hari  Jumat (12/11/2021), Ia merasa dibentak P di rumahnya. Istri dan anaknya sampai menangis.


Esron menyebut, kehadiran P terkait ucapannya di gereja, agar jemaat memilih calon kades dari gerejanya pada pemilihan Kepala Desa (Pilkades). ( Ning).

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update